Sakarepologi Petani Pemula yang Menyesatkan
Banyak kesalahan petani pemula saat ia beralih ingin belajar jadi “petani berdasi” yang senyatanya memang sangat menjanjikan “imbal hasilnya” dan sangat bagus prospeknya.
Baik, mari kita coba kupas satu persatu apa kesalahan-kesalahan itu, sehingga kita tak perlu mengulangi kesalahan mereka berulang. Minimal kita tahu dulu potensi risikonya, dan kita bisa mengantisipasi atau mengukur tingkat kerugiannya.
- Malas belajar. Belajar adalah satu hal, tapi belajar dengan baik, benar, efektif dan berkesinambungan itu hal lainnya yang berbeda. Karenanya, teruslah belajar sampai kapan pun, bahkan bila Anda sudah memecahkan rekor hasil panen di dunia pun, belajar mah harus terus diasah.
- Belajar bertani tanpa coaching. Sebagaimana mempelajari disiplin ilmu sebuah profesi, ilmu bertani pun itu sebenarnya sangat tinggi, kompleks dan sangat menarik. Banyak pemula langsung praktek, namun tak tanya kiri dan kanan dulu, langsung aja praktek. Ya, tak apa sih sebenarnya. Tidak salah itu. Tapi siap-siap saja menerima risikonya, dan diulang menanam lagi dari nol.
Mending kita tanya sana-sini dulu, tanya pada praktisi sukses kalau ada. Kalau sulit, kontak Penyuluh Pertanian, Mbah Google. Dekati Oom YouTube. Dan tanyakan kepada mereka. Cari infonya langsung dari sumber terpercaya.
“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (QS An-Nahl: 43)
“…maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui (QS Al Anbya 21 : 43)
- Jangan sepelekan ilmu bertani. Mentang-mentang punya pupuk hayati yang bagus dan teruji di mana-mana, maka jangan bergantung pada pupuk hayati itu saja. Kita juga harus tahu pemilihan bibit yang bagus, cara menyimpan bibit, jarak tanam atau padat tebar, waktu menanam, cara memelihara tanaman / ternak, waktu pemberian pupuk hayati dan pupuk kimia, dan lain sebagainya. Tidak hanya dipertanian, di sector perkebunan, perikanan dan peternakan pun semua ada ilmunya.
- Salah proses pratanam. Proses pratanam itu sangat sensitif, terutama pada tanaman padi. Jadi benar-benar perhatikan sesuai SOP yang disarankan.
Jangan sekali-kali berkata atau punya anggapan bahwa “Semua Akan Indah Pada Waktunya”. Itu salah besar. Yang benar, buat segala sesuatunya jadi lebih baik dengan bantuan dan pelibatan Allah. Bukankah, “bersama kesulitan itu akan ada kemudahan” (Qs. Al insyirah) dan “Barangsiapa bertaqwa akan diberikan jalan keluar”(At tholaq; 2).
- Alat semprotan yang terkontaminasi. Alat semprotan sprayer itu banyak jenisnya. Ada yang yang manual, ada juga yang elektrik. Namun yang terpenting, jangan gunakan sprayer bekas pestisida untuk pupuk organic cair MaxiGrow MG1. Cuci dulu sampai tiga kali, cek keluarannya. Apakah masih berbau pestisida ? Kalau clear sudah tak bau, jemur dan baru gunakan untuk pupuk MG1.Syukur-syukur bisa beli baru khusus untuk pupuk hayati MaxiGrow.
- Waktu pemupukan siang hari. Bagusnya, waktu memupuk itu sebelum pukul 7 atau setelah pukul 16.30, atau saat matahari tidak terik. Karena saat matahari terik, pupuk kimia terutama, biasanya menguap.
Disisi lain, pemberian pupuk di sore hari dikhawatirkan sore atau malamnya turun hujan, sehingga pupuk tersebut hilang terbawa air hujan.
- Dosis yang kurang tepat. Dosis yang tepat ada pada SOP pemupukan. Bila kurang, rasanya kurang ngefek. Kalau lebih, itu pemborosan. Namun pemberian yang lebih dari pupuk hayati biasanya justru akan membaguskan hasil panen. Sebaliknya, pemberian pupuk kimia yang berlebihan justru akan merusak kandungan kesuburan tanah.
- Terlalu mempertuhankan produk. Pemilihan bibit yang unggul, pupuk hayati yang dahsyat, jadwal penanaman dan pemeliharaan yang terprogram, penggunaan teknologi pertanian lainnya, atau hal lainnya, adalah upaya kita untuk membaguskan hasil panen. Itu sih sah-sah saja. Tapi jangan berlebihan. Karenya, libatkan Allah Tuhan Semesta Alam sebelum, selama dan setelah penanaman hingga panen.
Nah, itu temen-temen yang sejumlah kesalahan-kesalahan yang selama ini saya temukan pada para petani pemula.
Janganlah menganut ilmu sakarepologi yang sakarep-karep. Sakarep-karep itu berasal dari bahasa Sunda yang artinya lebih kurang “asal-asalan”, tanpa landasan ilmu, tanpa bertanya pada yang punya pengalaman panjang. Karenanya, bisa buahayya !
“Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (BukhariI – 6015)
Lalu, bagaimana solusinya ?
Yuk kita pelajari tips sederhana ini : “10 Rahasia Sederhana Keberhasilan Panen yang Sering Terlupakan“. In syaa' Allah bermanfaat !
10 Rahasia Sederhana Keberhasilan Panen yang Sering Terlup
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan usaha pertanian. Baik itu faktor internal yang yang sifatnya “alami”, atau pun masalah eksternal.
Dari sisi internal, keberhasilan produktivitas dan panen pertanian, antara lain dipengaruhi antara lain dari :
#1. Profesionalisme atau Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Petani Pengelolanya. Saatnya kita sekarang menjadi petani berdasi, petani terdidik yang membuka hati dan pikiran pada berbagai inovasi teknologi pertanian dan bio-teknologi pertanian.
#2. Enterpreneursihip atau Jiwa wirausaha tani, yaitu bagaimana kita berpikir dan bertindak untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya operasional yang rendah.
#3. Tenaga kerja. Bayarlah mereka dengan bayaran yang layak. Bla pegawai tetap, bayarlah dengan gaji dan insentif produktivitas sehingga saat panen bagus maka insentifnya pun ikut bagus. Sebaliknya, bila hasil produksi / panen jelek, maka mereka pun akan menerima hasil yang sesuai. Insentif produktivitas ini, Insya Allah akan memicu produktivitas dan meningkatkan rasa memiliki mereka pada proses dan hasil panen.
#4. Kepemilikan lahan. Dengan kepemilikan lahan yang luas tentu saja hasil yang lebih maksimal lebih mudah didapatkan.
#5. Modal. Bila modal yang dibutuhkan besar, carilah investor atau buat konsorsium dengan sistem bagi hasil. Jangan pinjam dari bank atau terlibat pembiayaan yang mengandung unsur riba. Kita harus menghindari riba yang menurut Rasullullah SAW bisa menyiksa Anda di malam hari dan membuat Anda terhina di siang hari.
#6. Penerapan teknologi pertanian dan bio-teknologinya.
#7. Kesuburan tanah dan topografi (seperti tanah pesisir pantai, tanah dataran rendah dan dataran tinggi). Tingkat kualitas tanah yang baik untuk lahan pertanian dapat dinilai dari : 1) Banyaknya jenis taanaman yang dapat ditanam di tanah tersebut, dan 2) Tingkat produktivitas yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam di tanah tersebut
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil panen, antara lain bisa disebabkan oleh faktor Iklim/cuaca, saarana transportasi dan komunikasi, pupuk dan pestisida, dan kebijakan pemerintah yang seringkali menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah dan komuditas pertanian lainnya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan dengan semua faktor itu :
#1. Luruskan niat. Awali dengan doa. Dan libatkan Allah terus selamanya.
#2. Pilih komoditi yang tepat yang sesuai dengan topografi tanah. Komoditi yang bisa dipilih adalah yang yang paling besar imbal hasilnya, paling cepat panennya, atau paling mudah mengelolanya. Anda sendiri yang menentukan itu.
#3. Belajar langsung dari setidaknya 4 praktisi sukses di bidang yang sama. Bergurulah pada mereka. Tanyakan kepada mereka selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya : Cara memilih bibit unggul, jarak tanam / padat tebar, pemeliharaan, usia panen yang paling optimal, dll.
#4. Ikuti komunitas para petani organik atau komunitas sejenis sesuai kebutuhan kita.
#5. Carilah penyuluh pertanian, atau datangi bagian informasi di Dinas Pertanian. Atau silakan bagi Agen MaxiGrow yang sudah terdaftar.
#6. Bersikap dan berpikiranlah terbuka. Teruslah belajar dari berbagai sumber yang bisa dicari dari mbah Google, YouTube dan media social lainnya. Ikuti seminar, beli buku atau majalah pertanian, atau ikuti pelatihan profesional yang berkait dengan pertanian yang sedang kita geluti.
#7. Berdoa. Sebelum pupuk MaxiGrow diaplikasikan, berikan doa : Bismillah 7x (agar berkah), Istighfar 1x (untuk meluruskan niat), Al Fatihah (untuk mengobati dan menyuburkan tanaman), dan Sholawat 21x (agar kita disiplin dan tetap istiqomah dalam bekerja).
#8. Catat semua perkembangan. Evaluasi hasilnya dan diskusikan hasilnya ke ahlinya.
#9. Syukuri hasilnya. Jangan lupa keluarkan zakat dan sedekah.
#10. Bagikan keberhasilan kita kepada yang membutuhkannya. Niatkan semangat berbagi pengalaman dan keberhasilan ini sebagai sebuah ibadah. Swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional harus kita upayakan dimulai dari lingkar terkecil diri kita.
Ayo Bersama Ikut Gerakan Pangan Nasional ...!!!
Menjadi Anak Bangsa Yg Cerdas n Cermat
Info Pendaftaran
Mazdimaz Leadmaksifriend
wa ; +60137111465
mail ; mazdimaz.maksiplus@gmail.com
web ; http://maksiplus-utama-indonesia.blogspot.com
Ayo Bersama Ikut Gerakan Pangan Nasional ...!!!
Menjadi Anak Bangsa Yg Cerdas n Cermat
Info Pendaftaran
Mazdimaz Leadmaksifriend
wa ; +60137111465
mail ; mazdimaz.maksiplus@gmail.com
web ; http://maksiplus-utama-indonesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar